Monday, June 2, 2025

Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila tahun 2025


Penerangan Kodim 0411/KM

Dandim 0411/KM Letkol Inf Noval Darmawan,S.H.,M.I.P. menghadiri pelaksanaan Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila tahun 2025 Pemerintah Kota Metro yang digelar di Lapangan Samber Park, Kecamatan Metro Pusat, Kota Metro. Senin (02/06/2025)

Peringatan yang bertema 'Memperkokoh ideologi Pancasila menuju Indonesia Raya' dipimpin langsung oleh Wali Kota Metro Hi. Bambang Iman Santoso,S.Sos.,M.Pd.I. dan selaku Komandan Upacara Sekretaris Sat Pol PP Abdul Kadir,S.STP.


Tampak beberapa pejabat yang juga menghadiri dan mengikuti kegiatan peringatan tersebut, Ketua DPRD Kota Metro Ria Hartini,S.Sos.,MM., Kapolres Kota Metro AKBP Hangga Utama Darmawan,S.I.K., Wakil Wali Kota Metro Dr. M. Rafieq Adi Pradana, Sekda Kota Metro Ir Bangkit Haryo Utomo,M.T., para Asisten/Staf Ahli, Ka OPD, Camat - Lurah se-Kota Metro, Ka TP PKK Kota Metro, Ka GOW Kota Metro dan Tamu Undangan.

Sementara itu sususan peserta upacara terdiri dari Barisan TNI/Kodim 0411/KM, Barisan Polri/Polres Kota Metro, Barisan Satpol PP dan Damkar, Barisan Linmas, Barisan ASN Pemkot Metro, Barisan Pramuka, Barisan Ormas FKKPI dan PP serta Barisan Siswa-siswi SLTA dan SLTP.




Pada kesempatan tersebut Irup membacakan Amanat Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Republik Indonesia (BPIP RI) Yudian Wahyudi yang isinya sebagai berikut :

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Om swastiastu,
Namo buddhaya,
Salam kebajikan,
Salam Pancasila!

Saudara-saudari sebangsa dan setanah air,

Hari ini, tanggal 1 Juni 2025, kita kembali memperingati momentum yang sangat penting dalam sejarah bangsa Indonesia: Hari Lahir Pancasila. 

Hari ketika kita tidak hanya mengenang rumusan dasar negara, tetapi juga meneguhkan kembali komitmen kita terhadap nilai-nilai luhur yang menjadi pondasi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pancasila bukan sekadar dokumen historis atau teks normatif yang tertulis dalam pembukaan UUD 1945. 

Ia adalah jiwa bangsa, pedoman hidup bersama, serta bintang penuntun dalam mewujudkan cita-cita Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Dalam semangat memperkokoh ideologi Pancasila, izinkan saya mengajak kita semua merenungkan kembali bahwa Pancasila adalah rumah besar bagi keberagaman Indonesia. Ia mempersatukan lebih dari 270 (dua ratus tujuh puluh) juta jiwa dengan latar belakang suku, agama, ras, budaya dan bahasa yang berbeda. 

Dalam Pancasila, kita belajar bahwa kebinekaan bukanlah alasan untuk terpecah, melainkan kekuatan untuk bersatu. Dari sila pertama hingga sila kelima, terkandung prinsip-prinsip yang menuntun kita membangun bangsa dengan semangat gotong-royong, keadilan sosial, dan penghormatan terhadap martabat manusia.

Hadirin yang saya hormati,

Dalam konteks pembangunan nasional saat ini, pemerintah telah menetapkan Asta Cita sebagai delapan agenda prioritas menuju Indonesia Emas 2045.

Salah satu yang paling fundamental dalam Asta Cita tersebut adalah memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi dan hak asasi manusia.

Mengapa ini menjadi prioritas? Karena kita menyadari bahwa kemajuan tanpa arah ideologis akan mudah goyah. 

Kemajuan ekonomi tanpa pondasi nilainilai Pancasila bisa melahirkan ketimpangan. Kemajuan teknologi tanpa bimbingan moral Pancasila bisa menjerumuskan bangsa pada dehumanisasi.

Memperkokoh ideologi Pancasila berarti menegaskan kembali bahwa pembangunan bangsa harus selalu berakar pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial. 

Dalam era globalisasi dan digitalisasi yang semakin kompleks, tantangan terhadap Pancasila pun semakin nyata. 

Kita menyaksikan penyebaran paham-paham ekstremisme, radikalisme, intoleransi, hingga disinformasi yang mengancam kohesi sosial kita.

Oleh karena itu, melalui Asta Cita, kita dipanggil untuk melakukan revitalisasi nilai-nilai Pancasila dalam segala dimensi kehidupan: dari pendidikan, birokrasi, ekonomi, hingga ruang-ruang digital.

Pertama, dalam dunia pendidikan, kita perlu menanamkan Pancasila sejak dini, bukan sekadar dalam pelajaran formal, tetapi dalam praktik keseharian.

Sekolah dan universitas harus menjadi tempat lahirnya generasi yang cerdas secara intelektual, tangguh secara karakter dan kuat dalam integritas moral.

Kedua, di lingkungan pemerintahan dan birokrasi, nilai-nilai Pancasila harus hadir dalam bentuk pelayanan publik yang berkeadilan, transparan dan berpihak pada rakyat. 

Setiap kebijakan dan program harus mencerminkan semangat kemanusiaan dan keadilan sosial, bukan kepentingan kelompok
atau golongan.

Ketiga, dalam bidang ekonomi, kita perlu memastikan bahwa pembangunan tidak hanya dinikmati oleh segelintir orang, tetapi menjadi berkah bagi seluruh rakyat Indonesia. 

Keadilan sosial, sebagaimana termaktub dalam sila kelima, harus menjadi orientasi utama. Usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM), ekonomi kerakyatan dan koperasi harus terus diberdayakan agar tidak ada warga yang tertinggal dalam kemajuan bangsa.

Keempat, dalam ruang digital, kita harus membangun kesadaran kolektif bahwa dunia maya bukan ruang bebas nilai. 

Etika, toleransi dan saling menghargai tetap harus ditegakkan. Pancasila harus menjadi panduan dalam berinteraksi di media sosial maupun platform digital lainnya. Mari kita perangi hoaks, ujaran kebencian dan provokasi, dengan literasi digital dan semangat gotong-royong.

Hadirin yang saya banggakan,

BPIP sebagai lembaga yang bertugas membina dan memperkuat ideologi Pancasila terus berkomitmen menghadirkan berbagai program strategis: dari pembinaan ideologi di lingkungan pendidikan, pelatihan bagi aparatur sipil negara (ASN) dan aparat negara, penguatan kurikulum Pancasila, hingga kolaborasi lintas sektor untuk mengarusutamakan Pancasila di berbagai lapisan masyarakat. 

Semua ini bertujuan agar Pancasila tidak hanya dihafalkan, tetapi dihidupi dan dijalankan dalam tindakan nyata.

Namun, tugas ini tidak bisa dijalankan sendiri. Kita semua, seluruh elemen bangsa dari pusat hingga daerah, dari pejabat hingga masyarakat, dari tokoh agama hingga pemuda, memiliki peran untuk menjadi pelaku utama pembumian Pancasila.

Mari kita jadikan Hari Lahir Pancasila ini bukan sekadar seremonial, tetapi momen untuk memperkuat komitmen kita terhadap nilai-nilai luhur bangsa.

Jadikan setiap langkah, setiap kebijakan, setiap ucapan dan tindakan kita sebagai cerminan dari semangat Pancasila.

Kita ingin Indonesia yang maju bukan hanya secara teknologi, tetapi juga secara moral. Kita ingin Indonesia yang sejahtera bukan hanya dalam angka statistik, tetapi juga dalam rasa keadilan dan persaudaraan. 

Kita ingin Indonesia yang dihormati dunia bukan hanya karena kekuatan ekonominya, tetapi karena keluhuran budinya dan kebijaksanaan rakyatnya.

Saudara-saudari sekalian,

Peringatan Hari Lahir Pancasila ini harus menjadi pengingat bahwa masa depan bangsa berada di tangan kita. 

Jika kita ingin mewujudkan Indonesia Raya, maka tidak ada jalan lain selain memastikan bahwa Pancasila tetap
menjadi jiwa dalam setiap denyut nadi pembangunan.

Akhirnya, marilah kita terus bergotong-royong, menjaga persatuan, menghargai perbedaan dan menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek kehidupan. 

Jadikan Pancasila sebagai sumber inspirasi dalam berkarya, berbangsa dan bernegara.

Dirgahayu Pancasila!

Jayalah Indonesiaku!

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Om santi santi santi om,
Namo buddhaya,
Salam kebajikan.
Salam Pancasila!

Kepala BPIP RI




Sementara itu di Kodim 0411/KM, pelaksanaan Upacara dilaksanakan di Lapangan Apel Makodim dengan Irup Kasdim Mayor Inf Wawan Cahaya Gunawan,S.H. dan Komandan Upacara Kapten Ctp Sujono Suratman.

Upacara diikiti oleh para Perwira, Bintara dan Tamtama serta PNS Kodim 0411/KM dengan susunan tata tertib sbb :

1) Acara Persiapan. 
2) Komandan Upacara Memasuki Lapangan Upacara Langsung Mengambil Alih Pimpinan
3) Inspektur Upacara Memasuki Tempat Upacara
4) Penghormatan Umum Kepada Inpektur Upacara
5) Laporan Komandan Upacara Kepada Inpektur Upacara
6) Pengibaran Sang Merah Putih
7) Mengheningkan Cipta Dipimpin Oleh Inpektur Upacara
8) Tanda Kebesaran Buka
9) Pembacaan Teks Pancasila Oleh Inpektur Upacara
10) Tanda Kebesaran Tutup
11) Pembacaan UUD 1945 
12) Amanat Inspektur Upacara
13) Pembacaan Do'a
14) Andika Bayangkari
15) Laporan Komandan Upacara Kepada Inspektur Upacara
16) Penghormatan Kepada Inpektur Upacara.
17) Inspektur Upacara Meninggal Tempat Upacara.
18) Upacara Selesai

Pejabat dan petugas Upacara :

1) Inspektur Upacara : Kasdim 0411/KM
2) Cad. Inspektur Upacara : Pabung Wil Lamteng 0411/KM
3) Komandan Upacara : Kapten Ctp Sujono Suratman
4) Perwira Upacara : Lettu Inf Rudiyanto
5) Pembaca UUD 1945 : Letda Inf Edi Sunggono
6) Pembaca Doa : Lettu Inf Sudarto
7) Pembawa Acara : PNS Nani 
8) Danton I, II, III, IV, V, 
9) Kelompok Perwira
10) Peleton 1 prajurit Ba dan Ta perwakilan 2 orang dari tiap-tiap Mil jajaran
11) Peleton-II prajurit Ba dan Ta Makodim dan Koramil 411-01 s.d 07
12) Peleton III prajurit Ba dan Ta Koramil 411-08 s.d 15
13) Peleton - IV prajurit Ba dan Ta perwakilan 2 orang dari tiap-tiap Mil jajaran
14) Peleton- V Unit Intel dan PNS Kodim 0411/KM + Koramil jajaran (DL)

No comments:

Post a Comment